Filosofi Dari Ketupat Oleh Masyarakat Jawa
MAGELANG, KabarMGL.com - PADA hari raya Idulfitri, tidak lengkap rasanya jika Anda tidak menyediakan ketupat sebagai makanan hidangan. Ketupat merupakan salah satu panganan khas saat Lebaran dan biasanya disajikan dengan opor ayam maupun hidangan bersantan lainnya.
Ketupat atau yang dalam tradisi Jawa diesebut kupat sangat identik dengan Idulfitri meski kadang pula diasosiasikan dengan perayaan Iduladha.
Di mana ada ucapan selamat Idulfitri, hampir bisa dipastikan tertera gambar ketupat. Penyajian ketupat pada hari raya ternyata menyimpan banyak makna.
Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan masyarakat Jawa dengan ketupat. Sunan Kalijaga membudayakan pelaksanaan 2 meomen waktu yang disebut bakda yaitu bakda Lebaran dan bakda kupat.
Bakda kupat dimulai sepekan sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut bakda kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu, hampir di setiap rumah terlihat orang sedang menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah selesai dianyam, ketupat diisi beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut lantas diantarkan kepada kerabat yang lebih tua sebagai lambang kebersamaan.
Dalam filosofi Jawa, ketupat Lebaran bukanlah sekadar hidangan khas hari raya. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat merupakan kependekan dari ’ngaku lepat dan laku papat’.
’Ngaku lepat’ artinya mengakui kesalahan dan ’laku papat’ artinya empat tindakan. Selain itu, ketupat juga memiliki filosofi lainnya yaitu:
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia
Hal itu bisa terlihat dari rumitnya bungkusan atau anyaman ketupat.2. Kesucian hati
Setelah ketupat dibuka, akan terlihat nasi putih. Hal itu mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.3. Mencerminkan kesempurnaan
Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal itu dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa Ramadan dan akhirnya merayakan Idulfitri.4. Simbol permohonan maaf
Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, dalam pantun Jawa kadang disebutkan “kupa santen“ yang artinya ’Kulo lepat nyuwun ngapunten (Saya salah mohon maaf).Itulah makna serta filosofi dari ketupat. Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar seperti tradisi Lebaran dan hidangan ketupat yang telah mengakar hingga saat ini.
Sumber: disarikan dari berbagai sumber
No comments