Iniloh Pentingnya Bijak di Medsos
MAGELANG, Kabarmgl.com - Media sosial (medsos) bukan hanya untuk senang-senang. Karenanya, netizen juga harus bijak dalam bermain di dalam platform digital.
Jika menelaah arti dari medsos sendiri, tiap orang punya jawabannya masing-masing, tergantung bagaimana cara mereka biasa menggunakannya.
Kalau menurut Dwi Adriansah, Country Industry Head Indonesia & Malaysia Twitter, medsos adalah sebuah public domain. Baginya, ada kemungkinan suara siapa pun di dalamnya dapat terdengar, baik itu berasal dari orang terkenal maupun tidak.
Ia mengambil contoh dari pengalaman pribadinya sendiri. Saat berada di daerah Kemang, ia melihat sebuat pohon tumbang. Fenomena itu diunggahnya di seluruh media sosial yang dimilikinya.
Tak berselang lama, di Twitter, kicauannya tersebut langsung ditanggapi oleh akun @PosPohonTumbang yang dikelola oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Setelahnya, pihak yang berwajib pun turun langsung untuk menangani pohon tumbang itu.
Menurut Adriansyah, percakapan sosial seperti itu merupakan salah satu nilai dari medsos, dalam hal ini Twitter. Pembicaraan secara online dapat memiliki hubungan dengan apa yang terjadi dalam dunia nyata.
"Twitter merupakan tempat di mana orang bisa mencari informasi yang sedang terjadi, dan memang itu yang banyak dilakukan orang-orang. Kami semua ingin semua orang larinya ke Twitter," ujarnya saat hadir dalam acara Social Media One Day.
Selain itu, ia pun turut mengingatkan kepada para pengguna media sosial agar bijak dalam bermain di platform digital mana pun. Hal tersebut dikarenakan banyaknya bullying, hate speech, dan hoax yang beredar di dunia maya.
Salah satu yang bisa dilakukan oleh user, menurut pria yang kerap disapa Ade tersebut, adalah dengan berhati-hati terhadap segala konten yang ingin diunggah. Selain itu, ia mengingatkan bahwa di tiap medsos terdapat fitur laporan.
"Ada dua model report. Satu yang ada di dalam medsos, jadi ada bagian report dan user bisa pilih pelanggaran apa aja. Terus yang kedua itu reporting form, itu biasanya ada link-nya atau bisa dicari di Google. Itu lebih memudahkan karena kita bisa menulis konteks pelanggarannya lebih lanjut," tuturnya.
Sumber: Detik.com
No comments