Resmi!! Magelang Punya Pusat Kuliner di Pasar Rejowinangun
Mereka bisa berjualan di pusat kuliner yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang di pasar tersebut.
Dari data Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Magelang jumlah pedagang kuliner di Pasar Rejowinangun mencapai 55 orang. Sebelumnya ada yang jualan di lorong-lorong, namun sekarang dipusatkan.
Sukapdi, salah satu pedagang sop senerek dengan label “Pak Parto” mengaku sangat mendukung sekali bisa kembali berjualan di pasar. Dia juga menyambut baik adanya pusat kuliner yang diharapkan bisa menjadi magnet pengunjung.
“Insya Allah nantinya menjadi ramai kembali. Nantinya, kami diminta membayar retribusi sebesar Rp 3.000,” katanya, Senin (11/1/2016).
Penjabat (Pj) Wali Kota Magelang, Rudy Apriyantono di sela-sela meresmikan pusat kuliner di Pasar Rejowinangun kemarin mengatakan, keberadaan pusat kuliner ini menjadi pelengkap di Pasar Rejowinangun.
“Nantinya, para pengunjung setelah lelah saat berbelanja bisa mencicipi menu makanan yang ada di pusat kuliner ini. Harapannya sekali belanja bisa mendapatkan beragam barang yang diperlukan (One Stop Servise),” katanya.
Meski demikian, dia berharap, pedagang kuliner untuk menjaga kualitas menu makanan dan kebersihan. Tak hanya itu, dia berharap pusat kuliner ini juga akan dilengkapi dengan live music, sekalipun musik dangdut agar pembeli bisa betah dan bertahan lama menikmati menu makanannya.
“Nantinya pedagang mau jual rasa atau suasana. Kalau untuk suasana harus ada komponen-komponen yang membuat orang bisa menjadi berlama-lama di sini. Kalau rasa, rasa sudah. Ke depan dapur harus dikasih cerobong,” ujar Rudy yang sempat mencicipi sop senerek dan tahu goreng itu.
Rudy menyebut, Pasar Rejowinangun yang merupakan pasar terbesar di wilayah karesidenan Kedu, tetap mempertahankan ciri khasnya yang dikenal dengan masakan enak dan murah tersebut bisa kembali berjaya.
Nantinya, pedagang diharapkan memasang tarif harga dan menu makanan yang dijualnya.
Kepala Dinas Pengeloaan Pasar (DPP) Kota Magelang, Joko Budiyono, mengatakan untuk meramaikan pasar harus ada terobosan-terobosan. Katanya, kalau hanya stagnan nantinya untuk ramai kembali membutuhkan waktu yang lama.
“Salah satu ciri khas yang kita miliki kuliner khas Pasar Rejowinangun. Kesannya, enak dan murah. Sekarang akan kita buat, semuanya murah, kualitas enak dan memenuhi standar kesehatan. Nantinya, akan kita bikin tarif,” katanya.
Perlu diketahui pada tahun 2008, Pasar Rejowinangun Kota Magelang, ludes terbakar. Praktis pedagang kuliner kehilangan lokasi berjualannya.
Untuk itu, Pemkot Magelang berupaya membangun kembali pasar tradisional yang dikenal terbesar di wilayah Karesidenan Kedu tersebut.
Berita dan Foto: Tribujogja.com
No comments